Sabtu, 21 April 2012

PENTINGNYA SELF TALK POSITIF oleh Dodie Magis, CHt.

Self-talk atau pembicaraan pribadi (bicara pada diri sendiri) adalah sesuatu yang tampaknya sangat sederhana dan hampir tidak pernah dibahas. Namun, dampaknya sangat besar bagi diri kita. Self-talk adalah sesuatu yang sangat menentukan akan menjadi seperti apakah seseorang di masa mendatang.
Self-talk adalah akar permasalahan psikologis yang paling utama, dari situlah kebiasaan, karakter, dan keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak negatif terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif. Pembahasan mengenai self-talk ini sangat penting sehingga penulis sengaja membahasnya dalam bab tersendiri agar lebih diperhatikan oleh pembaca.




Mengapa self-talk sangat perlu untuk diperhatikan?


Self-talk adalah hal yang sangat menentukan apakah seseorang akan menjadi orang baik atau tidak. Yang menentukan apakah seseorang akan menjaga kesehatannya atau tidak. Yang menentukan apakah seseorang memiliki rasa percaya diri tinggi atau rendah. Yang menentukan apakah seseorang akan menjadi orang penting atau malah menjadi seorang pecundang. Dan, yang menentukan apakah seseorang bisa maju dan berkembang atau hanya diam di tempat.




Ya, semuanya berasal dari self-talk. Tidak akan ada perubahan apa pun yang terjadi, sebelum diawali dengan self-talk. Anda tidak akan pernah jatuh cinta kepada seseorang sebelum Anda mengatakan pada diri sendiri; “Sepertinya, saya mulai jatuh cinta kepadanya”, atau “Saya rasa, mulai sekarang saya mencintainya”. Hanya saja, karena hal tersebut hampir tidak pernah dibahas, sehingga sering kali Anda tidak menyadarinya.


Memang ada kalimat dari orang bijak yang sebenarnya membahas tentang self-talk secara tersirat, kalimat tersebut berbunyi “Semuanya tergantung dari niatnya.” Tetapi, sangat jarang orang yang mengerti bahwa yang dimaksud orang bijak tersebut adalah self-talk. Seseorang yang mengerjakan hal-hal positif hanya karena terpaksa disebabkan oleh tekanan dari lingkungan keluarganya, dia tidak akan pernah menjadi orang yang benar-benar baik/positif.


Seseorang yang berhenti menggunakan narkoba hanya karena tekanan dari keluarganya, tidak akan pernah benar-benar berhenti menggunakan narkoba. Mengapa demikian? Karena self-talknya bisa jadi masih bertentangan dengan anjuran keluarganya. Dan, selama self-talknya tidak berubah, orang tersebut akan tetap begitu walaupun banyak orang menasihatinya. Itulah sebabnya hypnosis tidak dapat diterapkan pada orang yang tidak ingin dihipnotis dan tidak ingin mencapai perubahan.


Mungkin para pembaca bertanya, lalu apa gunanya panti rehabilitasi, psikolog, psikiater, hypnotherapist, kalau seseorang tidak bisa berubah selama seseorang tidak mengubah self-talk-nya? Sekarang mari kita lihat, betapa banyak orang yang pergi ke ahli jiwa karena terpaksa disebabkan oleh tekanan dari keluarganya dan akhirnya tetap tidak berhasil. Itu dikarenakan self-talk-nya belum berubah. Orang yang bisa berubah karena bantuan ahli jiwa adalah orang yang dengan suka rela datang ke ahli jiwa untuk berubah, karena dia sudah pasti memiliki self-talk yang positif seperti, “Saya siap menerima nasihat dari ahli jiwa yang akan saya datangi, karena dia lebih tahu dari saya, karena dia dengan ilmu pengetahuannya mungkin bisa menolong saya.“


Dan, karena self-talk-nya demikian, perlahan-lahan pikirannya terbuka untuk menerima saran dan nasihat dari luar. Sehingga, tanpa disadari orang tersebut terbujuk untuk mengganti self-talk-nya yang negatif dengan self-talk yang positif. Kalau sudah begitu, sebenarnya seorang ahli jiwa hanya membantu memperkuat tekad seseorang untuk berubah, dengan mengemukakan alasan-alasan yang logis dan masuk akal, tentunya dengan ilmu pengetahuan yang dikuasainya sehingga dengan sukarela orang tersebut mau berubah menjadi lebih baik.




Bagaimana self-talk bisa memengaruhi diri kita sedemikian besar?


Self-talk dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap diri kita. Karena, self-talk—tanpa disadari oleh sebagian sangat besar dari kita—sebenarnya sama saja dengan menyugesti dan memprogram alam bawah sadar kita. Padahal, seperti penulis kemukakan dari awal, alam bawah sadar memiliki pengaruh terhadap diri kita 9 kali lipat lebih kuat daripada pikiran sadar. Lalu, bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi lebih baik jika self-talk-nya masih negatif?




Bagaimana self-talk bekerja?


Secara lebih mendetail, dapat dijelaskan bagaimana self-talk bekerja secara bertahap sehingga memengaruhi pikiran bawah sadar kita. Pertama, self-talk memengaruhi tindakan kita, lalu lama-kelamaan tindakan kita tersebut berubah menjadi kebiasaan. Setelah tindakan tersebut menjadi kebiasaan, lama-lama menyatu dengan karakter/sifat Anda, dan setelah menyatu dengan sifat Anda, self-talk awal Anda mulai menjadi realitass dalam kehidupan Anda, yang akhirnya membuat Anda percaya bahwa keyakinan Anda memang benar. Dan setelah itu terjadi, self-talk awal Anda akan diperkuat oleh self-talk baru yang senada namun lebih kuat lagi. Kemudian, self-talk Anda tersebut akan bekerja secara bertahap seperti pada siklus pertama, namun dengan pengaruh yang semakin kuat. Begitulah seterusnya self-talk bekerja memengaruhi diri Anda tanpa henti.


Self-talk –> sugesti –> alam bawah sadar –> realitas


Jadi, dari keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan apa yang akan terjadi 1 tahun dari sekarang. Jika seseorang memiliki self-talk yang positif dan dilakukan secara terus-menerus, ya, seseorang tersebut akan menjadi jauh lebih positif daripada saat ini. Sebaliknya, self-talk yang negatif juga bekerja dengan cara yang sama untuk membuat diri kita menjadi sangat negatif. Maka dari itu, penulis mengingatkan kepada pembaca, seberat apa pun masalah yang Anda hadapi, janganlah sekali-kali mengatakan pada diri sendiri hal-hal yang negatif karena hal itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.




Saya ingin berubah menjadi orang yang lebih baik, apa yang harus saya lakukan?


Ada banyak cara untuk mengubah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tapi, sebelum Anda melakukan cara yang mana pun, yang perlu Anda lakukan pertama kali supaya Anda benar-benar bisa berubah menjadi orang yang lebih baik adalah; gantilah self-talk Anda dengan self-talk yang positif. Sering kali seseorang ingin berubah, namun kurang berhasil karena masih memiliki self-talk yang negatif. Misalnya, seseorang yang ingin berhenti menggunakan narkoba, tapi dia selalu berkata dalam hati, “Apa saya bisa ya untuk benar-benar berhenti menggunakan narkoba? Sejauh ini saya sudah mencoba berkali-kali untuk berhenti dan akhirnya tetap tidak bisa. Apa mungkin saya bisa benar-benar bebas dari narkoba? Saya rasa tidak, tapi tidak ada salahnya saya mencoba untuk berhenti.“


Self-talk seperti ini hanya akan membuat usaha yang akan dilakukan gagal. Karena, dia sudah menyugesti diri sendiri bahwa dia sulit untuk bebas dari narkoba. Dan, karena self-talk pada akhirnya menjelma menjadi realitas, maka orang tersebut akan menemukan kenyataan bahwa dia memang tidak bisa terbebas dari narkoba. Untuk itu, hal pertama yang perlu dilakukan untuk bisa berubah menjadi lebih baik adalah dengan mengganti self-talk Anda dengan self-talk yang positif.


Anda tidak bisa menghilangkan kebiasaan Anda yang negatif hanya dengan menggantikannya dengan kebiasaan yang positif. Tapi, Anda bisa menghilangkan kebiasaan negatif Anda dengan mengganti self-talk Anda yang negatif dengan self-talk yang positif. Karena, self-talk Anda secara langsung memengaruhi tindakan Anda, dan selanjutnya tindakan Anda memengaruhi kebiasaan serta tingkah laku Anda yang pada akhirnya menjadi realitas dalam kehidupan Anda.




Contoh pengaruh self-talk dalam kehidupan nyata


Self-talk “Saya tampan, pandai, dan berbakat! Saya memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, saya harus selalu unggul dalam berprestasi.“


=> Memengaruhi caranya berjalan, bersikap, berbicara, dan bertingkah laku, menjadi orang yang ingin menguasai bidangnya dengan sempurna, menjaga gengsi, dan kehormatan (tindakan). => Akhirnya menjadi kebiasaan (habits).


=> kebiasaan dalam kurun waktu yang lama akan menyatu menjadi sifat/karakternya, jadilah ia sebagai orang yang percaya diri dan perfeksionis (karakter).


=> Karena kebiasaan dan karakternya mendukung dia untuk berhasil dan mendapat penghargaan, maka akhirnya dia benar-benar berhasil dan mendapat pengakuan dari lingkungannya serta tampil menarik (realitas).


=> Karena telah menjadi realitas, maka dia semakin percaya bahwa dia memang tampan, pandai, berbakat, dan memiliki kelebihan dibandingkan orang lain (believe).


=> Setelah dia semakin yakin bahwa dia hebat, muncullah self-talk baru yang senada dengan self-talk yang pertama namun dengan kadar yang lebih kuat lagi. “Saya memang hebat! Saya memang tampan, pandai, dan berbakat! Saya memang memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Saya akan semakin giat belajar dan berlatih supaya lebih hebat lagi.“


=> Memengaruhi tindakan, kebiasaan, karakter, realitas, believe selanjutnya secara terus-menerus sampai ada self-talk baru yang menggantikan.


Bisa kita bayangkan akan menjadi seperti apakah orang seperti ini 10 tahun dari sekarang? Dia akan menjadi orang yang benar-benar unggul. Ini juga berlaku kebalikannya, maksudnya jika seseorang memiliki self-talk yang negatif secara terus-menerus, cepat atau lambat self-talk tersebut dapat merugikan bahkan menghancurkan dirinya sendiri. Untuk itu penulis berpesan, jagalah self-talk kita agar selalu positif sehingga dampaknya pun akan selalu positif dan menguntungkan bagi diri kita.




Yang perlu diperhatikan dalam self-talk


Ada satu hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam self-talk kita, yaitu selain self-talk kita harus selalu positif supaya menghasilkan sesuatu yang juga positif. sahakan bentuk kalimat self-talk kita juga dalam bentuk kalimat yang positif. Karena pikiran bawah sadar kita cenderung untuk tidak membaca kata tidak atau negatif, jika self-talk kita terbiasa dengan bentuk kalimat yang negatif, kecenderungan pikiran bawah sadar kita justru membaca dan merekam sebaliknya.


Contoh self-talk positif namun dalam bentuk kalimat yang negatif adalah seperti ini, “Saya tidak khawatir” atau “Saya tidak takut”. Atau, “Saya tidak akan menggunakan narkoba lagi”. Maka, kecenderungannya, yang terbaca dalam pikiran bawah sadar Anda adalah “Saya khawatir”, “Saya takut”, “Saya akan menggunakan narkoba lagi”. Dan, Anda dapat membayangkan apa yang akan terjadi kemudian, kita akan mendapat reaksi sebaliknya dari self-talk yang kita ucapkan.


Lalu, bagaimana jika kita terlanjur mengucapkan self-talk positif namun dalam bentuk kalimat yang negatif, misalnya “Saya tidak takut”? Mudah saja, ikuti dengan self-talk positif dalam bentuk kalimat yang positif. Misalnya, terlanjur mengatakan “Saya tidak takut”, segera ikuti dengan “Saya berani!” Mungkin, memang tidak terlalu mudah pada mulanya dan perlu sedikit “paksaan”. Namun percayalah, seiring dengan berjalannya waktu, jika Anda berusaha secara sadar terus-menerus mengendalikan self-talk Anda agar senantiasa positif dan dalam bentuk kalimat yang positif, cepat atau lambat itu akan menjadi bagian dari bawah sadar Anda. Dan, itu akan membuat hidup Anda jauh lebih baik, lebih tenang, dan lebih bahagia. Anda juga akan merasakan diri Anda lebih mudah dalam merealisasikan tujuan dan mimpi-mimpi Anda. Semoga bermanfaat!


Artikel ini juga bisa dilihat di http://www.andaluarbiasa.com/the-power-of-self-talk






KEMBALI KE www.dodiemagis.com






Tidak ada komentar:

Posting Komentar